Tuesday, February 13, 2007

Superhero Myth

Begitu lekatnya kehidupan kita dengan sosok superhero. Mulai dari anak kecil yang imut-imut hingga yang sudah matang dan mapan pun tak lepas dari bayang-bayang superhero. Zaman kita diramaikan dengan kemunculan dan kiprah Superman, Superboy, Batman, hingga yang paling gres Spiderman. Q jadi teringat kata-kata Bill dalam Kill Bill vol.2. Bill bilang, kalo superhero itu bukanlah jati diri pribadi superhero itu sendiri. Superhero cuman sekedar topeng bagi orang itu untuk berhadapan dengan orang lain. Perkecualiannya hanya ada pada Superman. Jati diri Superman sebenarnya adalah Superman sendiri dengan segala kekuatannya. Sosok Clark Kent-lah yang merupakan topeng dirinya yang ditampilkan di depan orang lain. Memang cuman Superman sajalah superhero yang malah menyembunyikan sosok aslinya dibalik topeng. Di balik kacamata tebal Clark Kent yang culun, pendiam, introvert, dan penggugup adalah Superman yang jatidirinya disembunyikan dari setiap orang di sekitarnya.
Sementara superhero yang lain dikenal dalam bentuk sosok normal mereka. Bentuk normalnya seringkali orang yang introvert. Entah itu pemuda kurang populer yang miskin ataupun orang kaya mapan yang penyendiri. Hampir semuanya seakan-akan membutuhkan topeng untuk menampilkan pribadi mereka karena ketakutan akan dikenalinya sosok asli mereka. Yang sering jadi alasan mereka adalah karena mereka takut orang-orang yang dekat dengan mereka akan dijadikan korban atau umpan bagi musuh-musuh mereka. Maka dari itu, kebanyakan dari mereka memilih tidak memiliki kehidupan yang normal dan jarang menjalin hubungan dengan orang lain dengan menunjukkan aktivitas riil mereka. Heran deh. Padahal toh, untuk melakukan kebaikan dan untuk menyelamatkan dunia, tidak perlu bersembunyi di balik topeng. Apalagi sampai tidak memiliki kehidupan pribadi segala. Itu kan hak seorang manusia. Justru lebih tidak bertanggung jawab kalo seseorang itu gak punya komitmen terhadap hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya. Ya gak sih?
Jadi kasian sama Bruce Wayne, Peter Parker dan sosok-sosok riil superhero lainnnya. Mereka seringkali terombang-ambing antara diri mereka milik umum ataukah boleh memiliki kehidupan pribadi. Padahal kebaikan bukanlah sesuatu yang bisa dipendam. Apalagi banyak dari superhero yang mengawali karirnya semata-mata karena balas dendam atau cari untung. Eh, malah terjebak dalam guncangan moral harus nolongin orang apa gak.
Entah kenapa, seperti dalam mitos Ratu Adil, kita lebih percaya dan lebih memilih adanya sosok tertentu yang akan menyelamatkan dunia. Padahal setiap orang bisa melakukan kebaikan dan menyelamatkan dunia. Bayangkan aja kalo setiap orang di dunia ini menggantungkan nasib dunia pada seseorang dengan pikiran “Ah, toh kan pasti ada juga yang bakal nyelametin dunia”, padahal semua orang berpikiran sama, apa akibatnya? Yah, jelas aja gak heran kalo kiamat malah dipercepat. Begitu pula sebaliknya, kalo seseorang berpikir bahwa dia pasti bisa menyelamatkan dunia, dan banyak orang berpikiran sama, maka bukannya tak mungkin kebaikan bisa jadi trend.
Kejayaan itu pasti, surga itu ada. Tinggal apakah kita termasuk orang yang berkontribusi di dalamnya atau gak? Apakah kita termasuk orang-orang yang menjemput kejayaan itu dengan segala daya usaha? Apakah kita termasuk orang-orang yang bakal meraihnya? Atau kita cuman jadi penonton doang, yang cuman bisa menyoraki atau bertepuk tangan? Yeah, it depends on our struggle, kawan!

2/11/2007 7:25 PM

this year movies[soon]



Tahun ini, ada beberapa film yang sudah q incar buat ditonton. Antara lain, Hannibal Rising. Yang satu ini ceritanya seputar kisah masa kecil Hannibal Lecter hingga beranjak dewasa. Masa-masa ini pulalah yang akan menguak awal mula Hannibal menjadi seorang “Hannibal” yang kita kenal dalam film Silence of The Lamb, Hannibal, ataupun Red Dragon. Kayaknya bakal menarik melihat perjalanan seorang anak manusia menjadi suatu pribadi yang membuat banyak orang bergidik. Pastinya gak lepas sama lingkungan-lah.
Film berikut adalah film yang menceritakan kisah hidup tokoh terkenal Che Guevara. Belum jelas judul pastinya apa. Kalo gak salah sih, judulnya singkat: CHE. Che sendiri udah sering kita lihat tampangnya di T-shirt2 dan poster2 yang akhir2 sering dipake anak muda jaman sekarang(wee…emangnya q bukan anak muda?). Sayangnya, sekalipun tampang Bang Guevara ini udah akrab di mata kita, bahkan kalo pake kaos yang ada gambarnya Che Guevara konon merupakan salah satu ciri anak gaul, tetep aja toh nyatanya banyak anak sekarang yang gak tahu-menahu tentang siapa si Che ini. Lha wong sapa Che aja gak tahu, ya mana tahu gimana pandangan2nya si Che ini. Yah, Che Guevara merupakan salah satu pejuang muda Amerika Selatan, terutama wilayah Kuba, Kolombia, dan sekitarnya. Usianya terbilang muda waktu harus menghadap ke hadirat Sang Maha Kuasa. Nah film ini kabarnya bakal nyeritain semasa Che masih jadi mahasiswa kedokteran sampe akhirnya jadi salah satu tokoh sentral gerakan underground pembela rakyat tertindas yang punya lambang bintang merah. Pemeran Che sendiri menurut kabar terakhir bakal diperanin sama Benicio del Torro. Yah, kita liat aja gimana nanti filmnya, moga2 aja produksinya gak lelet.
Yang lain lagi yaitu film ke-5 HarPot: HP#5 OotP. Sekarang sih udah mau selesai produksinya dan kira2 bakal diluncurin bulan Juli. Bakal saingan sama Bang Spidey yang mo ngeluarin hit no.3-nya nih! Sayangnya, HP#5 ini bakal ada adegan tabrakannya segala, suatu hal yang gak q suka dari film-film luar. Emang knapa sih, harus ada gituannya? Sebell deh. Padahal banyak yang lain yang lebih penting buat ditampilin kan? Bah!!
Tapi tetep, q no’onnya di rumah aja deh. Nunggu ntar discnya keluar. Daripada ke bioskop, udah antri, gak mesti dapet, harus bergelap2 ria, udah gitu panasnya gak cuman di dunia aja, di kehidupan yang kedua nanti pun bisa berlanjut panasnya! Pastinya ya lebih dahsyat daripada panas disini…
2/8/2007 10:05 PM

Fight the System

Baru-baru ini, q mbaca bukunya Peter Carey: True History of The Kelly Gang, yang diterbitkan sama penerbit Serambi. Gaya penuturannya sih semacam diary gitu. Ceritanya seputar kehidupan Ned Kelly dan keluarganya dan awal mula konflik keluarga Kelly dengan polisi kerajaan(Inggris tentunya) hingga Ned Kelly menjadi buronan polisi paling dicari pada usianya yang masih muda, sekitar 26 tahun. Pastinya, status buronan ini bukan sesuatu yang diinginkan Ned dan keluarganya. Ketidakadilan dan keadaan-lah yang membuat Ned dkk terpaksa lari dari polisi, sekalipun sebenarnya mereka tidak bersalah.
Kelly gang menjadi semacam komplotan Robin Hood bagi orang-orang Irlandia yang menetap di Australia sebagai salah satu koloni Inggris. Mereka dengan segera menjadi legenda yang banyak dibicarakan orang. Bahkan hingga sekarang, masih banyak yang mempertanyakan kisah sebenarnya tentang Geng Kelly sendiri, karena banyaknya desas-desus dan versi derita yang beredar.
Buku Peter Carey ini bukanlah satu-satunya buku yang mengisahkan Geng Kelly. Dalam pengantar edisi bahasa Indonesianya disebutkan beberapa buku yang pernah diterbitkan beberapa pengarang seputar kisah Geng Kelly ini. Salah satunya diadaptasi menjadi film produksi Hollywood dengan judul Ned Kelly(2003, kalo g salah). Makanya gak heran kalo kamu menemukan perbedaan2 yang cukup mendasar dari film Ned Kelly sama bukunya Peter Carey ini. Antara lain, di versi filmnya dikisahkan Ned punya hubungan (gelap) khusus dengan istri seorang polisi, tapi di versi Peter Carey ini dikisahkan Ned berhubungan serius dengan seorang wanita bernama Mary Hearn darimana Ned memperoleh seorang putri yang untuk putrinya inilah Ned menulis surat tentang kisahnya yang sebenarnya. Kemudian hubungan keluarga Kelly dengan polisi yang menyukai adik perempuan Ned yang dulunya polisi tersebut sempat membantu Ned di penjara dan mengenalkan Ned dengan Mary Hearn. Memang sih, kalo kita bandingin dengan bukunya Peter Carey ini, film tersebut terasa sangat singkat dan terkesan kurang memberi gambaran yang jelas tentang hubungan keluarga Kelly dengan polisi, juga bagaimana Ned menjadi seorang yang begitu mengenal daerah-daerah pedalaman Australia yang belum terjamah tangan tuan tanah setelah sebelumnya dididik dibawah asuhan seorang bushranger(perampok pedalaman) yang bernama Harry Power.
Yang jelas, buku ini cukup informatif dan menarik buat dibaca. Terutama kalo merasa kurang puas dengan filmnya. Geng Kelly seperti mewakili salah satu dari berbagai pemberontakan terhadap sistem dengan cara yang..yah, sayang sekali tidak menyelesaikan masalah. Padahal, sebuah sistem hanya bisa dilawan dengan sistem pula. Jika tidak, yang didapat hanyalah kesia-siaan dan kegagalan semata…
2/7/2007 7:53 PM

Get Ready!

What an ironi…
Sementara banyak orang yang lagi kena kesusahan, entah itu di ibukota, di Sidoarjo, di plosok2 paling terpencil, atau bahkan di tempat2 yang hampir tidak pernah kita lihat dengan mata kepala kita sendiri secara de facto, seperti di Filistin, Sumaliy, dan di seluruh penjuru dunia, nyatanya mau gak mau semester baru dimulai juga. Kesibukan ngurus krs, cari dosen PA, setor ini setor itu, cek ini cek anu,…ah toh harus dilaksanakan. Ini cuma bagian dari usaha.
Nyatanya, manusia tetaplah manusia, hanyalah mahkluk dari Sang Pencipta yang Maha Mengatur. Kalo dipikir-pikir, sebenernya tiap-tiap yang menimpa kita itu ya ujian. Mau berupa kesusahan, musibah, kesedihan, atau bahkan ketenangan, kesenangan, dan ketentraman yang seringkali melenakan. Tinggal kita aja, mau pake aturan dari Sang Maha Pengatur gak buat menyelesaikan masalah? Atau pake aturan yang lain? Bagai ujian akhir nasional, ataupun SPMB, ujian yang satu ini juga punya standar kelulusan. Dibilang lulus klo kita nyeleseinnya pake aturan Sang Maha Pengatur. Kalo g? ya jelas g lulus. Masalah pun gak bisa dibilang tuntas, malah bikin masalah baru yang lain lagi.
Yah….pake aturan Allah atau gak, itu pilihan, teman. Tapi tetep dunk, yang namanya aksi itu pasti menimbulkan reaksi, yang namanya sebab menimbulkan akibat. Pilihan manapun itu, pasti ada resikonya. Dan resikonya ya cuman ada 2, entah itu heaven or hell. Tinggal kita aja pilih yang mana. Toh, every choice has risk kan?

2/7/2007 7:24 PM